![](http://literasi.scientia.id/wp-content/uploads/sites/2/2023/05/wulan-270x300.jpeg)
Kata ajar sering digunakan di dalam kehidupan sehari-hari pengguna bahasa Indonesia. Paling tidak, kata ini mulai akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia saat seseorang sudah mulai melakukan aktivitas yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu belajar. Kegiatan belajar sudah dilakukan sejak seseorang masih kecil, bahkan sebelum orang tersebut menempuh pendidikan secara resmi. Tidak sedikit anak-anak yang bermain sambil belajar dengan keluarga mereka di rumah. Oleh sebab itu, kata ajar bukanlah kata yang asing bagi masyarakat Indonesia. Meskipun kata ini sudah lazim digunakan di dalam kehidupan sehari-hari, tidak sedikit pula yang bingung membedakan makna. Kata ini ketika ditambah dengan berbagai imbuhan yang menyertainya. Akhirnya, kata ajar yang berimbuhan digunakan dengan cara saling tumpah-tindih, seperti kata mengajar, mengajarkan, dan mengajari. Pada kesempatan kali ini, kita akan menilik kembali berbagai hal yang berkaitan dengan kata ajar.
Kata ajar termasuk ke dalam kelas kata nomina (lebih dikenal dengan istilah kata benda). Berbagai imbuhan yang menyertai kata ajar bisa mengubah kelas kata ini menjadi verba. Tidak hanya mengubah kelas kata, berbagai imbuhan tersebut juga menghasilkan makna yang berbeda untuk kata ajar.
Imbuhan-imbuhan yang bisa digabung dengan kata ajar adalah awalan ber- dengan alomorf bel- menjadi belajar, awalan me- dengan alomorf meng- menjadi mengajar, imbuhan gabungan me-kan dengan alomorf meng-kan menjadi mengajarkan, imbuhan gabungan me-i dengan alomorf meng-i menjadi mengajari, imbuhan gabungan ter-kan menjadi terajarkan, awalan pel- menjadi pelajar, awalan pe- dengan alomorf peng- menjadi pengajar, imbuhan gabungan pel-an menjadi pelajaran, imbuhan gabungan peng-an menjadi pengajaran, gabungan ganda imbuhan pem-, bel-, dan –an menjadi pembelajaran, gabungan ganda awalan ter- dan pel- menjadi terpelajar, akhiran –an menjadi ajaran, akhiran –kan menjadi ajarkan, dan akhiran –i, menjadi ajari. Apa saja maknanya? Bagaimana cara membedakan kata-kata tersebut? Berikut adalah penjelasannya.
Pertama, kata ajar. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ajar memiliki makna ‘petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)’. Di dalam sebuah kalimat, kata ajar yang berdiri sendiri (tanpa imbuhan) jarang digunakan, kecuali dalam bentuk kalimat pasif dengan pelaku orang pertama (saya atau aku), orang kedua (anda, kamu, engkau, atau kau), dan bentuk jamak yang berkaitan dengan orang pertama dan orang kedua (kami, kita, dan kalian). Berikut ini adalah contoh kalimatnya:
- Mereka adalah mahasiswa yang akan saja ajar.
- Apakah Rani adalah salah satu mahasiswa yang Anda ajar?
- Siapa saja mahasiswa yang akan kami ajar?
- Ini adalah daftar semua nama mahasiswa yang akan kalian ajar.
Kedua, kata belajar. Kata belajar adalah gabungan bel- + ajar. Awalan bel- merupakan salah satu alomorf dari awalan ber-. Uniknya, awalan bel- hanya bisa dikaitkan dengan kata ajar. Di dalam KBBI, kata ini tergolong verba (kata kerja) dengan makna ‘1. berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; 2. berlatih; 3. berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman’. Seperti yang sudah sering dibahas di edisi Klinik Bahasa Scientia lainnya, salah satu makna awalan ber- adalah melakukan kegiatan yang bersumber dari diri subjek terhadap subjek itu sendiri. Artinya, untuk makna ini, kata yang berawalan ber- tidak membutuhkan objek, begitu pun dengan kata belajar. Berikut ini adalah contoh-contoh kalimatnya.
- Saya tidak belajar pada hari Sabtu dan Minggu.
- Dari pengalaman peristiwa kemarin, saya belajar untuk lebih berhati-hati dalam mencari teman.
- Teman saya selalu belajar hingga larut malam.
Ketiga, kata mengajar. Kata ini berbeda dengan kata belajar meskipun sama-sama verba. Hampir sama dengan kebanyakan verba me-, kata mengajar adalah bentuk kalimat aktif yang idealnya membutuhkan objek. Di dalam KBBI, kata mengajar memiliki makna ‘1. memberikan pelajaran; 2. melatih; 3. memarahi (memukuli, menghukum, dan sebagainya) supaya jera’. Berdasarkan tiga makna ini, kita menyadari bahwa kata mengajar membutuhkan makhluk hidup lain sebagai objeknya. Berikut ini adalah contoh-contoh kalimatnya.
- Dia selalu mengajar mahasiswanya dengan baik.
- Pada kesempatan ini, dia akan mengajar murid yang usianya lebih tua daripada dia.
Keempat, kata mengajarkan. Pada tahap ini, kita akan mulai membedakan kata mengajar, mengajarkan, dan mengajari. Tiga kata ini sama-sama verba dan menggunakan awalan me-. Akan tetapi, akhiran –kan dan i- membuat maknanya jadi sedikit berbeda. Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menganggap tiga kata ini sama. Jika kata mengajar membutuhkan seseorang sebagai objeknya (murid atau mahasiswa), kata mengajarkan lebih fokus kepada bidang ilmunya. Di dalam KBBI, kata mengajarkan memiliki makna ‘memberikan pelajaran kepada’. Berikut ini adalah contoh-contoh kalimatnya:
- Dia akan mengajarkan bahasa Indonesia kepada orang asing.
- Guru yang akan mengajarkan matematika untuk kelas V adalah Ibu Riana.
- Minggu ini, dosen itu akan mengajarkan cara membuat kalimat tanya.
Kelima, kata mengajari. Di dalam KBBI, kata ini memiliki makna ‘mengajar kepada’. Makna ini hampir sama dengan kata mengajar dan mengjarkan. Akan tetapi, ketiganya memiliki makna atau nuansa yang berbeda. Kata mengajari lebih sesuai digunakan untuk pelajaran yang bersifat kemampuan diri, bukan mata pelajaran atau mata kuliah. Berikut ini adalah contoh-contoh kalimatnya.
- Ayah selalu mengajari saya untuk berbuat baik kepada semua orang.
- Waktu masih kecil, ibu selalu mengajari saya cara bebicara yang baik.
- Tania mengajari anaknya berenang.
Dari contoh-contoh ini, kita tentunya sudah bisa membedakan penggunaan kata mengajar, mengajarkan, dan mengajari. Secara sederhana, dapat disimpulkan bahwa kata mengajar membutuhkan objek seseorang (fokus kepada orang yang diajar), kata mengajarkan untuk mata kuliah atau mata pelajaran resmi yang ada di lembaga pendidikan, sedangkan kata mengajari lebih mengarah ke kemampuan diri atau berbagai hal tentang kehidupan yang bukan mata pelajaran atau mata kuliah.
Keenam, bentuk pasif dari kata mengajar, mengajarkan, dan mengajari. Bentuk pasif dari tiga kata ini adalah diajar, diajarkan, dan diajari. Berikut ini adalah contoh-contoh kalimatnya.
- Mahasiswa yang akan diajar adalah warga negara asing.
- Murid kelas VI akan diajar oleh Ibu Dayana.
- Mata kuliah Bahasa Indonesia akan diajarkan Ibu Sari kepada mahasiswa tingkat pertama.
- Saya selalu diajari ayah untuk berbuat baik kepada semua orang.
Ketujuh, kata ajarkan dan ajari. Sesungguhnya, kata ajarkan dan ajari tidak terdapat di dalam KBBI. Akan tetapi, dua kata ini sering terdengar di dalam kehidupan sehari-hari. Kata ini digunakan dalam dua konteks kalimat yaitu sebagai kalimat perintah dan kalimat pasif. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya dalam kalimat perintah.
- “Bu Tiara, untuk pertemuan minggu depan, tolong ajarkan rumus luas dan keliling bangun datar ya!”
- Ajari dia cara bersikap yang sopan!
Kata ajarkan dan ajari juga sering digunakan dalam bentuk kalimat pasif, tetapi kalimat pasif untuk pelaku aku, saya, anda, kamu, engkau, kau, kalian, kita, dan kami (berbeda dengan poin keenam). Berikut ini adalah contoh-contoh kalimatnya.
- Mata kuliah bahasa Indonesia akan saya ajarkan kepada mahasiswa tingkat pertama.
- Adik selalu saya ajari untuk berbuat baik kepada semua orang.
Kedelapan, kata pelajar. Di dalam KBBI, kata ini memiliki makna ‘anak sekolah (terutama pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan); anak didik; murid; siswa’. Kata ini berkaitan dengan kata belajar. Kata belajar adalah aktivitasnya, sedangkan kata pelajar adalah orang yang melakukan kegiatan belajar. Berikut ini adalah contoh-contoh kalimatnya.
- Pertandingan sepak bola itu diikuti oleh pelajar se-Sumatera Barat.
- Murid-murid di sekolah itu dikenal sebagai pelajar yang pintar.
- Semua pelajar Sekolah Dasar harus menghadiri upacara ini.
Kesembilan, kata pelajaran. Kata yang tergolong nomina ini juga masih berkaitan dengan kata belajar. Jika kata belajar adalah kegiatan, kata pelajaran adalah sesuatu yang didalami atau didapatkan ketika belajar. Di dalam KBBI, kata ini memiliki makna ‘1. yang dipelajari atau yang diajarkan; 2. latihan; 3. ihwal belajar’. Kata pelajaran ini tidak sama dengan mata kuliah atau mata pelajaran. Mata kuliah atau mata pelajaran digunakan secara umum dalam satu semester untuk menamai bidang yang akan dipelajari, seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Akuntansi, Biologi, dan Geografi. Kata pelajaran lebih fokus pada topik yang diajarkan. Berikut ini adalah contoh-contoh kalimatnya.
- Pelajaran hari ini lebih sulit daripada kemarin.
- Pelajaran untuk minggu depan adalah Bab II yang ada di dalam buku cetak.
- Pelajaran hari ini sangat menarik.
- Salah satu pelajaran Geografi yang saya suka adalah membaca batas-batas negara di semua benua.
Kesepuluh, kata pembelajaran. Kata ini juga tergolong nomina dan masih berkaitan dengan kata belajar. Di dalam KBBI, kata pembelajaran memiliki makna ‘proses, cara, perbuatan menjadikan belajar’. Kata ini bergandengan dengan kata pelajaran. Akan tetapi, ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya. Kata pelajaran berkaitan dengan sesuatu yang dilakukan atau didapatkan oleh murid secara resmi dan terstruktur di lembaga pendidikan. Berbeda dengan itu, kata pembelajaran berkaitan dengan sesuatu yang ada di luar cakupan resmi tetapi bisa dijadikan sebagai pelajaran. Berikut ini adalah contoh kalimat yang membedakan keduanya.
- Pelajaran pada pertemuan pertama selalu dimulai dengan pengantar dan ruang lingkup ilmu tersebut.
- Semoga pengalaman kemarin bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua agar bisa menjadi insan yang lebih baik lagi.
- Di sekolah itu, ada banyak pelajaran yang disukai oleh murid-murid.
- Ada banyak pembelajaran tentang hidup yang bisa saya ambil selama tinggal di Korea.
Kesebelas, kata pengajar. Setelah poin-poin sebelumnya berkaitan dengan kata belajar, pada poin ini, kita beralih ke ruang lingkup kata mengajar. Jika kegiatan belajar dilakukan oleh pelajar, sebaliknya kata mengajar dilakukan oleh pengajar. Di dalam KBBI, kata pengajar memiliki makna ‘orang yang mengajar (seperti guru, pelatih)’. Awalan pel- pada kata belajar berkaitan dengan awalan bel- pada kata belajar. Awalan meng- pada kata mengajar, berkaitan dengan awalan peng- pada kata pengajar. Dengan demikian, kita bisa menarik kesimpulan untuk awalan pe- atau pel- berkaitan dengan aktivitas yang dilakukannya. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaan kata pengajar.
- Seminar itu diikuti oleh seluruh pengajar di Kota Padang.
- Salah satu pengajar di sekolah kami mendapatkan penghargaan dari Gubernur Sumatera Barat.
- Ibu Riana adalah salah satu pengajar yang sangat berdedikasi dalam pekerjaannya.
Kedua belas, kata pengajaran. Kata yang tergolong nomina ini masih berkaitan dengan kata mengajar. Di dalam KBBI, kata pengajaran memiliki makna ‘1. proses, cara, perbuatan mengajar atau mengajarkan; 2. perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mengajar; 3. peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya)’. Secara sederhananya, kata pengajaran dapat dipahami bagaimana cara seorang pengajar memberikan pelajaran kepada muridnya. Berikut ini adalah contoh-contoh kalimatnya.
- Banyak mahasiswa yang senang belajar dengan dosen itu karena pengajarannya sangat terstruktur dan jelas.
- Dosen yang baik akan selalu memikirkan berbagai metode yang efektif dalam pengajarannya.
- Pengajaran dosen itu sangat mudah dimengerti dan diikuti oleh mahasiswanya.
Ketiga belas, kata ajaran. Kata ini cukup sering terdengar, terutama ketika dikaitkan dengan agama atau kepercayaan. Di dalam KBBI, kata ini memiliki makna ‘1. segala sesuatu yang diajarkan; nasihat; petuah; petunjuk; 2. paham’. Kemudian, muncul pertanyaan, apa berbedaan pelajaran, pengajaran, dan ajaran? Secara sederhana, kita dapat memahami bahwa pelajaran adalah sesuatu yang diberikan kepada murid tetapi berkaitan dengan bidang ilmu. Kata pengajaran berkaitan dengan cara seorang guru atau pengajar memberikan sebuah pelajaran. Kata ajaran berkaitan dengan suatu hasil yang diperoleh, tetapi cakupannya tidak semata dalam konteks pendidikan resmi. Berikut ini adalah contoh-contoh kalimat untuk membedakan ketiganya.
- Pelajaran hari ini sangat sulit.
- Pengajaran dosen itu sangat mudah untuk dipahami.
- Kami selalu mengingat setiap ajaran dari orang tua kami.
- Murid-murid sudah menyiapkan buku untuk pelajaran
- Dosen itu mengganti media buku dengan PPt di dalam pengajarannya.
- Akhir-akhir ini, ada banyak berita tentang ajaran sesat.
Keempat belas, kata mempelajari. Kata ini hampir mirip dengan kata belajar. Di dalam KBBI, kata mempelajari memiliki makna ‘1. belajar (sesuatu) dengan sungguh-sungguh; mendalami (sesuatu); 2. menelaah; menyelidiki’. Jika ada kalimat: Saya sedang belajar Bahasa Indonesia dan Saya sedang mempelajari bahasa Indonesia, apa perbedaannya? Mari kita bahas.
- Saya sedang belajar bahasa Indonesia.
Kemungkinan yang bisa terjadi di dalam kalimat ini adalah:
- Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran di sekolahnya.
- Dia sedang mengambil kursus bahasa Indonesia.
- Dia sedang belajar sendiri di kamarnya untuk persiapan ujian akhir semester di sekolahnya.
- Saya sedang mempelajari bahasa Indonesia.
Kemungkinan yang bisa terjadi di dalam kalimat ini adalah:
- Dia hanya mendalami satu bidang ilmu, yaitu bahasa Indonesia karena ingin menjadi linguis atau ahli bahasa.
- Dia sedang melakukan penelitian yang berkaitan dengan bahasa Indonesia.
- Dia sedang belajar sendiri tentang bahasa Indonesia, bukan dalam konteks resmi kebutuhannya di lembaga pendidikan.
Berikut ini adalah contoh lainnya:
- Kami sedang mempelajari budaya Korea untuk melakukan penelitian.
- Setelah lulus dari SMA, dia ingin mempelajari ilmu kesehatan dengan sangat serius.
Kata mempelajari juga memiliki bentuk pasif yaitu dipelajari.
Kelima belas, kata terpelajar. Kata terpelajar menggunakan dua awalan sekaligus, yaitu ter- dan pel-. Kita sudah membahas kata pelajar pada poin kedelapan. Kata pelajar kemudian ditambah dengan awalan ter- menjadi terpelajar. Salah satu makna awalan ter- adalah ‘sudah terjadi’, ‘sudah dilakukan’, atau ‘sudah ada’ seperti kata terdaftar, terbuat, terletak, terdapat, dan terawat. Begitu pun dengan kata terpelajar. Di dalam KBBI, kata ini memiliki makna ‘telah mendapat pelajaran (di sekolah)’. Secara singkat dapat diartikan sebagai ‘orang yang sudah belajar’. Oleh sebab itu, kita sering mendengar kalimat-kalimat seperti ini.
- Dia dari keluarga terpelajar (Kalimat ini mengarahkan kita pada konteks seseorang yang memiliki pendidikan tinggi).
- Sebagai seorang terpelajar, dia harus bisa menjaga sikap dan tutur katanya. (Di dalam kalimat ini, kita bisa memahami bahwa orang yang sudah belajar tentunya orang yang bisa menentukan sikap yang baik).
Keenam belas, kata terajarkan. Salah satu makna awalan ter- mirip dengan kalimat pasif dengan makna ‘bisa di-‘ seperti bisa dilihat (terlihat), bisa diambil (terambil), dan bisa dibaca (terbaca). Hal ini juga berlaku untuk imbuhan ter-kan yang mirip dengan bisa di-kan, seperti bisa diajarkan menjadi terajarkan. Di dalam KBBI, kata terajarkan memiliki makna ‘dapat diajarkan’. Berikut ini adalah contoh-contoh kalimatnya.
- Ada banyak ajaran tentang kehidupan yang tidak terajarkan di bangku sekolah.
- Semua topik di dalam buku itu sudah terajarkan dengan baik.
Demikianlah pembahasan tentang segala hal yang berkaitan dengan kata ajar. Semoga artikel ini bisa membantu pembaca Scientia.id yang masih sulit membedakan penggunaan di antara beberapa kata tersebut.